Amalan 10 hari Terakhir Ramadhan
Diantara hal yang dituntunkan oleh agama kita dalam menggapai kemuliaan lailatul qadar adalah memperbanyak amal shalih pada 10 hari terakhir Ramadhan. Beberapa amal shalih yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut:
[1] Melaksanakan shalat malam
Diantara amalan paling utama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengerjakan shalat wajib 5 waktu, kemudian juga dengan melaksanakan shalat tarawih berjama’ah dan terus shalat bersama imam hingga selesai shalat. Lebih utama lagi jika kita menambahnya pada malam hari, sebagaimana hadits, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari). Dan juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Jika seseorang melakukan shalat (tarawih dan witir) bersama imam sampai selesai, niscaya dicatat baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, shahih).
[2] Banyak berdo’a
Disunnahkan pula bagi kita untuk banyak berdo’a, Nabi kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya oleh istri beliau, A’isyah Radhiallahu ‘anha, ”Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?” maka Beliau menjawab, ”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi, Shahih).
[3] I’tikaf di masjid
Disunahkan melakukan i’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan bagi orang yang memiliki kemampuan dan tidak memiliki halangan. I’tikaf adalah suatu usaha untuk selalu menetap di masjid dan menyibukkan diri dengan ibadah kepada Allah Ta’ala, seperti menegakkan shalat, memperbanyak membaca Al Qur’an, memperbanyak dzikir, do’a, dan istighfar. Kemudian juga meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti mengobrol, cerita, senda gurau dan semisalnya. Tidak keluar dari masjid selama i’tikaf, kecuali bila ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar (seperti buang hajat atau sejenisnya).
Hal yang demikian juga telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana hadits dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam selalu melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau” (HR. Bukhari dan Muslim).
[4] Beribadah secara umum.
Pada 10 hari terakhir disunnahkan pula untuk memperbanyak ibadah secara umum, baik itu shalat, dzikir, berdo’a, membaca al-Qur’an dan lain sebagainya. Serta disunnahkan untuk mengajak keluarga kita untuk beribadah menghidupkan malam-malam istimewa. A’isyah radhiallahu ‘anha berkata, “Apabila memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berkumpul), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Disunnahkan untuk memperbanyak ibadah di akhir bulan Ramadhan dan disunnahkan juga untuk menghidupkan malam-malamnya dengan amal ibadah.” (Syarah Shahih Muslim).
[5] Membayar zakat
Amalan shalih yang jangan sampai kita lupakan adalah membayar zakat fithri, sebagaimana dalam hadits yang shahih, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan kotor serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum shalat id maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat id maka hanya menjadi sedekah biasa” (HR. Abu Dawud, Hasan).
Zakat fithri juga sebagai sarana untuk saling berbagi kebahagiaan diantara kaum muslimin pada saat hari raya id, sehingga ukhuwah islamiyah bisa semakin terjaga. Sebagian besar ulama terdahulu sampai sekarang menasihakan agar pembayaran zakat fitri berupa barang, yaitu berupa makanan pokok.
Kekeliruan di 10 hari terakhir Ramadhan
Kaum muslimin yang diberkahi oleh Allah Ta’ala, masih banyak masyarakat di sekitar kita yang masih menyia-nyiakan 10 hari terakhir Ramadhan, seakan-akan waktu dan kesempatan yang Allah Ta’ala berikan ini hanyalah untuk dibiarkan begitu saja. Diantara kita masih banyak yang semakin malas dalam beribadah. Seharusnya semakin mendekati akhir semakin giat beribadah, namun malah semakin malas untuk beribadah. Akhirnya shalat tarawih pun ditinggalkan, dan shaf-shaf shalat pun semakin maju tanda semakin sedikit yang hadir, amalan lain pun banyak yang disepelekan.
Kemudian masih banyak pula diantara kita yang waktunya habis untuk mempersiapkan pernak-pernik dan aneka hidangan guna menyambut ‘idul fithri hingga lupa beribadah. Siang dan malam sibuk berbelanja kebutuhan menjelang hari raya, sibuk membeli baju baru dan membuat makanan yang akhirnya meninggalkan amalan-amalan yang bernilai pahala besar. Maka sebagai seorang muslim yang menginginkan kebaikan yang banyak, jangan sampai kita terlena dengan godaan-godaan yang melalaikan kita dari semangat beribadah kepada Allah Ta’ala, terlebih lagi pada penghujung bulan nan penuh berkah ini.
10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah hari-hari yang sangat mulia, penuh berkah dan rahmat, penuh dengan ampunan yang sangat luas dari Allah Rabbul ‘alamiin. Terlebih lagi ada satu malam dimana malam tersebut lebih baik dari 1000 bulan. Oleh sebab itu hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin dengan banyak beramal shalih dan meninggalkan dosa dan kemaksiatan.
Demikianlah penjelasan tentang keistimewaan 10 hari terakhir bulan Ramadhan, semoga Allah Ta’ala memberikan kita kemudahan untuk melaksanakan amalan-amalan mulia yang dituntunkan oleh syari’at, sehingga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang disebutkan dalam sebuah hadits, “Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah” (HR. Bukhari). Semoga kita menjadi golongan orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin. Wallahu a’lam.
No comments